Langsung ke konten utama

anomali

yang satu pergi
saat yang lain memberi
pergi, bukannya tidak peduli
hanya takut, ketakutan yang tak terdefinisi
tapi yang lain itu, dia tidak mengerti

yang satu ini, terus mengutuki bila yang lain datang menghampirinya
tapi bila yang lain itu tidak datang, semakin menjadi saja dia mengutuki.
anomali

pergi, saat dihampiri. mencari, saat ditinggali. tapi tetap pergi, ketika yang lain itu datang lagi.
anomali.

yang lain itu, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. lalu pergi, berpaling. sebagaimana memang sepantasnya terjadi.

tapi yang satu ini, ternyata dia hancur. ditinggalkan oleh yang telah ia kesampingkan. menyesal? entah.

untuk yang satu ini, dia seharusnya belajar, belajar membaca hatinya sendiri. membedakan mana yang memang harus ditinggalkan, atau hanyalah ketakutan tak berarti yang harus dihadapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk teman saya yang njelehi, Raditia Noverdi

nih dit, ucapan dari ujung ke ujung pulau jawa notes: terimakasih bintang dan hendri aktor utama vidya yang udah motoin ainun dan mas sune yang udah nemenin :D

(Resensi) Jurnalisme Hukum, Jurnalisme Tanpa Menghakimi

RESENSI Judul Buku: Teknik Reportase & Menulis Berita Hukum; Jurnalisme Hukum (Jurnalisme Tanpa Menghakimi) Penulis: L. R. Baskoro Penerbit: CV. PERSADA RAHARJA NUGRAHA Cetakan: Pertama, 2011 Ukuran: 14 x 21,5 cm Halaman: 196 hlm Jurnalisme hukum bukan jurnalisme menghakimi. Ia tidak memiliki wewenang untuk menyatakan seseorang bersalah atau benar. Wartawan bukan hakim. Jurnalisme hukum hanya bertugas menggali dan mencari informasi, memberikannya kepada pembaca, dan pembaca yang menyimpulkan. Wartawan hukum menyampaikan fakta yang ia cari, ia gali dari berbagai narasumber. Tugas seorang wartawan hukum adalah mencari kebenaran dan menyampaikannya secara menyeluruh dengan jujur. Tak ada motif apapun selain menyampaikan dan menggali kebenaran tersebut. Karena itu berita atau tulisan seorang wartawan hukum harus lahir dari sebuah karya jurnalistik tanpa prasangka: Jurnalisme tanpa menghakimi. Berangkat dari hal tersebut, L.R. Baskoro menulis buku “Jurnalisme...
"percayalah sama dirimu sendiri, AJENG DEVITA MARTIAN ITU ORANG YANG LUAR BIASA ! yakinlah dengan apa yg kamu jalani sekarang, lakukan dengan ikhlas, jangan takut untuk memilih dan menentukan, tetap berdoa untuk memohon kekuatan, doa- doa orang sepertimu, orang yg bisa membahagiakan sekitarmu, doa yang akan Tuhan kabulkan" kalo kamu ada di deket sini sekarang, pasti langsung tak peluk sampe nggak bisa napas. terimakasih Tuhan, Engkau telah memberiku hidup yang luar biasa. tidak selalu lancar dan menyenankan. sering ngerasa banyak masalah malah. tapi bersama dengan masalah-masalah itu, Kau datangkan juga sahabat. yang tidak hanya membawaku keluar dari segala ke-menye-an ku, tetapi bahkan mengangkatku ke tempat yang jauuuuuh lebih baik. doaku, semoga dia selalu bisa tersenyum. semoga aku bisa memberi seperti apa yang sudah dia beri. dan berilah dia hari-hari yang menyenangkan.